KETERAMPILAN
DASAR MENGAJAR
- Pengertian
Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan dasar
mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat
khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru,
dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar
secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian
keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau
kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam
melaksanakan tugas mengajarnya.Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang
harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu :
1)
Menguasai materi atau bahan ajar yang akan
diajarkan (what to teach)
2)
Menguasai metodologi atau cara untuk
membelajarkannya (how to teach)
Keterampilan dasar
mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa.
Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga
pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih
dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja,
tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional,
karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.
B.
Keterampilan membuka dan menutup
pelajaran
1. Pengertian
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan
membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik
agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik harus
mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan
menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti
pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran,
mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam
proses belajar mengajar.
2. Tujuan
membuka dan menutup pelajaran
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan
keterampilan membuka pelajaran adalah :
1)
Menyiapkan mental siswa untuk memasuki
kegiatan inti pelajaran
2)
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
dalam mengikuti pelajaran
3)
Memberikan gambaran yang jelas tentang
batas-batas tugas yang harus dikerjakan siswa
4)
Menyadarkan siswa akan hubungan antara
pengalaman/bahan yang sudah dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari
5)
Memberikan gambaran tentang pendekatan atau
kegiatan yang akan diterapkan atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar
Tujuan yang ingin
dicapai dengan menerapkan keterampilan menutup pelajaran adalah :
1)
Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan
belajar yang telah berlangsung
2)
Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam
kegiatan pembelajaran yang telah dijalani
3)
Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan
kemampuan yang baru saja dikuasai
3.
Komponen-komponen membuka dan menutup
pelajaran
Komponen keterampilan membuka pelajaran yang harus
diperhatikan dan dikuasai oleh seorang guru antara lain :
1)
Menarik perhatian siswa
Langkah yang paling awal dalam membuka pelajaran
adalah menarik perhatian siswa, caranya antara lain :
·
Memvariasikan gaya mengajar guru
·
Penggunaan media yang menarik perhatian dan
mampu mengundang pertanyaan siswa
·
Variasi pola interaksi, penggunaan pola
interaksi yang monoton misalnya klasikal secara terus menerus akan menurunkan
perhatian siswa
2)
Menimbulkan motivasi
Menimbulkan motivasi adalah tujuan dari membuka
pelajaran agar para siswa siap untuk mengikuti topik pembahasan inti.
Menimbulkan motivasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
·
Sikap hangat dan antusias dalam mengajar,
merupakan awal dari munculnya keinginan siswa untuk belajar
·
Mengunggah rasa ingin tahu siswa. Rasa ingin
tahu merupakan alasan yang paling kuat bagi siswa dalam mempelajari sesuatu
·
Mengajukan ide/gagasan yang bertentangan, akan
mampu mengunggah siswa untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya
·
Memperhatikan minat siswa. Dalam merancang
kegiatan dan memilih topik hendaknya memperhatikan minat siswa karena minat
siswa berkaitan erat dengan keinginannya untuk belajar
3)
Memberi acuan
Tujuan memberi acuan adalah memberikan gambaran
singkat kepada siswa tentang topik yang akan dibahas. Cara memberi acuan dapat
dilakukan dengan:
·
Menginformasikan tujuan yang akan dicapai dan
batas-batas tugas
·
Memberikan gambaran langkah-langkah yang akan
dilakukan siswa agar kegiatan menjadi terarah
·
Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
·
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
bertujuan untuk mengantisipasi materi yang akan dibahas
4)
Membuat kaitan
Agar pembelajaran menjadi bermakna guru perlu membuat
kaitan antara materi baru yang akan disajikan dengan materi yang telah dikuasai
siswa atau mempertentangkannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
·
Pertanyaan-pertanyaan (tanya jawab)
·
Mengingat kembali secara singkat materi
sebelumnya
·
Menjelaskan konsep-konsep baru secara umum
dengan menunjukkan fakta
Menutup pelajaran
dilakukan pada setiap akhir penggal kegiatan. Komponen menutup pelajaran yang
perlu dikuasai guru antara lain:
1)
Meninjau kembali (mereview)
Meninjau kembali tingkat penguasaan atau pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disajikan sebagai umpan balik dengan cara:
·
Merangkum, pada dasarnya berlangsung selama
proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan oleh guru bersama peserta didik
atau oleh peserta didik sendiri dengan bimbingan guru
·
Membuat ringkasan inti pelajaran, merupakan
cara untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
2)
Mengevaluasi (menilai)
Mengevaluasi keutuhan wawasan siswa dapat dilakukan
dengan cara:
·
Tanya jawab secara lisan
·
Mendemonstrasikan keterampilan berdasarkan
pemahamannya
·
Menerapkan pemahamannya pada situasi baru
·
Menyatakan pendapat tentang masalah yang akan
dibahas (memberikan komentar)
·
Memberikan soal tertulis yang dikerjakan oleh
siswa secara tertulis
3)
Memberi tindak lanjut
Memberikan tindak lanjut dengan cara memberikan:
·
Tugas-tugas yang dapat dikerjakan secara
individual (misalnya PR)
·
Tugas kelompok untuk merancang atau memecahkan
masalah berdasarkan teori yang baru dipelajari
4.
Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan
menutup pelajaran
1)
Dalam membuka pelajaran harus memberi makna
kepada peserta didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan
tujuan dan bahan yang akan disampaikan
2)
Hubungan antara pendahuluan dengan inti
pengajaran serta dengan tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut
nampak jelas dan logis
3)
Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok
pelajaran dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui
oleh peserta didik.
C.
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
1.
Pentingnya keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil bagi seorang guru
Dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan,
keterlibatan siswa merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh guru.
Upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan menerapkan keterampilan
dalam membimbing diskusi kelompok kecil.
Selain bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa
dalam pembelajaran,ada alasan lain pentingnya menerapkan/mengamalkan diskusi
kelompok. Yang pertama adalah, secara langsung siswa diajak mempraktekkan nilai
Pancasila sila ketiga yang mengisyaratkan bahwa musyawarah dan mufakat untuk
mengambil suatu keputusan merupakan ciri khas kehidupan bangsa Indonesia.
Kedua, diskusi kelompok di dalam kelas berkaitan
dengan pendekatan PAKEM. Dengan pendekatan ini sebaiknya dominasi guru di dalam
kelas dikurangi sehingga siswa berkesempatan untuk berpartisipasi secara lebih
aktif. Tujuan pembelajaran dalam lingkup nilai dan sikap secara efektif akan
tercapai melalui diskusi kelompok.
2.
Pengertian diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar
yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu
permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu. Untuk itu guru
memiliki peran sangat penting sebagai pembimbing agar proses diskusi dapat
berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3.
Komponen-komponen keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil
1)
Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan
topik diskusi
Bisa saja dalam diskusi yang dilakukan menjadi sia-sia
karena disebabkan oleh kurang terampilnya pemimpin diskusi dalam memusatkan
perhatian. Maka untuk mengantisipasinya perlu dilakukan kegiatan pemusatan
perhatian oleh guru dengan cara:
·
Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas
pada awal diskusi
·
Kemukakan dengan tegas masalah-masalah khusus
yang dibahas dan nyatakan kembali jika terjadi penyimpangan
·
Catat perubahan atau penyimpangan yang tidak
relevan
·
Sebelum ke tahap berikutnya, rangkum hasil
pembahasan yang telah disepakati
2)
Memperjelas masalah maupun uraian
pendapat/usulan
Kurang jelasnya gagasan/ide yang dikemukakan oleh
siswa dapat menyebabkan perdebatan sengit. Dalam hal ini guru perlu memperjelas
pendapat yang diajukan siswa agar tidak terjadi salah pengertian. Tujuannya
adalah agar semua anggota kelompok mempunyai persepsi/gambaran yang sama
terhadap gagasan yang diajukan. Memperjelas pendapat dapat dilakukan dengan:
·
Merangkum usulan tersebut sehingga menjadi
jelas
·
Meminta komentar siswa tentang gagasan dengan
mengajukan pertanyaan
·
Menguraikan gagasan peserta didik dengan
memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai
3)
Menganalisis pandangan/pendapat siswa
Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat
yang cukup tajam di antara anggota kelompok. Pemimpin diskusi hendaknya mampu
menganalisis alasan perbedaan tersebut dengan cara:
·
Meneliti apakah alasan tersebut memang
mempunyai dasar yang kuat
·
Memperjelas atau menguraikan inti gagasan
tentang hal-hal yang disepakati maupun yang belum disepakati
4)
Meningkatkan urunan/uraian/usulan/pendapat
siswa
Manfaat dari berdiskusi adalah melatih siswa untuk
berfikir kritis dan berpartisipasi secara aktif. Agar uraian yang diberikan
oleh siswa lebih meningkat kualitasnya, guru harus mampu mendorong siswa agar
mempertajam uraian/pendapatnya itu. Cara yang dapat dilakukan antara lain:
·
Mengajukan pertanyaan kunci yang dapat
menantang siswa untuk berpikir
·
Memberikan contoh-contoh yang sesuai secara
tepat (bisa berbentuk verbal maupun nonverbal)
·
Memberikan waktu untuk berpikir tanpa gangguan
komentar lain
·
Memberikan dukungan terhadap uraian/usulan pendapat
siswa dengan penuh perhatian
5)
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Guru perlu mendorong dan menyebarkan kesempatan
berpartisipasi agar setiap anggota kelompok mempunyai peran dalam menghasilkan
keputusan/kesimpulan dan tidak didominasi atau dimonopoli oleh beberapa orang
saja. Cara yang dapat dilakukan guru untuk menyebarkan kesempatan
berpartisipasi antara lain:
·
Memancing usulan siswa yang enggan
berpartisipasi dengan memberikan pertanyaan secara halus dan bijaksana
·
Mencegah terjadinya pembicaraan serentak
dengan memberi giliran kepada siswa yang pendiam terlebih dahulu
·
Secara bijaksana mencegah terjadinya
memonopoli pembicaraan oleh siswa tertentu
·
Mendorong terjadinya interaksi antar siswa
dengan meminta siswa mengomentari pendapat temannya
·
Jika terjadi kebuntuan,maka guru meminta
persetujuan untuk melanjutkan diskusi yang bertitik tolak dari salah satu
pendapat siswa.
6)
Menutup diskusi
Ini adalah komponen terakhir dari keterampilan yang
harus dikuasai guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil agar tidak terjadi
diskusi dengan hasil yang tidak jelas. Cara yang dapat ditempuh antara lain:
·
Bersama-sama membuat rangkuman hasil diskusi
·
Memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil
diskusi
·
Melakukan penilaian/evaluasi proses maupun
hasil diskusi
4.
Prinsip penggunaan
Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :
1) Laksanakan
diskusi dalam suasana yang menyenangkan
2) Berikan
waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
3) Rencanakan
diskusi kelompok dengan sistematis
4) Bimbinglah
dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi
Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi
kelompok kecil :
1)
Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan peserta didik
2)
Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada
peserta didik untuk memikirkan pemecahan masalah
3)
Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik
tertentu
4)
Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat
yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan
5)
Membiarkan peserta didik tidak aktif
6)
Tidak merumuskan hasil diskusi dan tindak
membentuk tindak lanjut
D.
Keterampilan mengelola kelas
1.
Pengertian keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru
dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.
2.
Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :
1)
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang
memungkinkan peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal
2)
Menghilangkan berbagai hambatan dan
pelanggaran disipilin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar
3)
Mempertahankan keadaan yang stabil dalam
susana kelas, sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat
dikurangi dan dihindari
4)
Melayani dan membimbing perbedaan individual
peserta didik
5)
Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang
memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional
dan intelektual peserta didik dalam kelas.
3.
Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
1)
Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan
hambatan dalam perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi
mengajarnya
2)
Kehangatan dan keantusiasan
3)
Bervariasi, gunakan variasi dalam proses
belajar mengajar
4)
Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau
bahan sajian yang menantang
5)
Tanamkan displin diri, selalu mendorong
peserta didik agar memiliki disipin diri
6)
Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal
positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal negatif
4.
Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
1)
Keterampilan yang bersifat preventif guru
dapat menggunakan kemampuannya dengan cara :
·
Memusatkan perhatian
·
Menunjukkan sikap tanggap
·
Menegur
·
Membagi perhatian
·
Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
·
Memberi penguatan
2)
Keterampilan megelola kelas yang bersifat
represif, guru dapat menggunakan keterampilan dengan cara :
·
Pengelolaan kelompok
·
Modifikasi tingkah laku
·
Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang
menimbulkan masalah
5.
Hal-hal yang harus dihindari dalam
mengembangkan keterampilan
mengelola kelas :
1)
Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
2)
Pengulangan penjelasan yang tidak perlu
3)
Penyimpangan
4)
Kesenyapan
5)
Bertele-tele
E.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan
1.
Pengertian mengajar kelompok kecil dan
perorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan
guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah
peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk
setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan
atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan
ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan
tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
2.
Tujuan guru mengembangkan keterampilan
mengajar kelompok kecil dan
Perorangan
1) Keterampilan
dalam pendekatan pribadi
2) Keterampilan
dalam mengorganisasi
3) Keterampilan
dalam membimbing belajar
4) Keterampilan
dalam merencakan dan melaksanakan KBM
3.
Komponen-komponen keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan
1)
Keterampilan mengadakan pendekatan secara
pribadi
Syarat dalam pembelajaran kelompok kecil dan
perorangan adalah terjadinya hubungan yang sehat dan akrab antara
guru-siswa,siswa-siswa. Situasi ini bisa tercipta jika guru mengadakan
pendekatan secara pribadi. Pendekatan secara pribadi dapat ditampilkan dengan cara:
·
Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap
kebutuhan dan perilaku siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan
·
Mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan
yang dikemukakan siswa
·
Merespon secara positif pendapat/gagasan yang
dikemukakan oleh siswa
·
Membangun hubungan berdasarkan rasa saling
mempercayai
·
Menunjukkan kesiapan untuk membantu tanpa
mendominasi/mengambil alih tugas siswa
·
Menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan
siswa dengan penuh pengertian
·
Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa
merasa aman, penuh pemahaman, merasa dibantu, serta merasa menemukan alternatif
pemecahan masalah yang dihadapi.
2)
Keterampilan mengorganisasikan kegiatan
pembelajaran
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, salah
satu peran guru adalah sebagai organisator kegiatan pembelajaran. Agar guru
dapat mengorganisator kegiatan dengan baik, langkah yang dapat ditempuh oleh
guru adalah:
·
Memberikan orientasi umum tentang tujuan,
tugas/masalah yang akan dipecahkan sebelum dikerjakan oleh siswa
·
Memvariasikan kegiatan yang mencakup
penetapan/penyediaan ruangan kerja, peralatan, cara kerja, langkah pengerjaan
dan alokasi waktu kegiatan
·
Membentuk kelompok yang tepat dalam jumlah,
tingkat kemampuan, dan lain-lain
·
Mengkoordinasi kegiatan
·
Membagi-bagi perhatian pada berbagai tugas dan
kebutuhan siswa
·
Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi
yang dapat berupa laporan hasil yang dicapai siswa
3)
Keterampilan membimbing dan memberi kemudahan
belajar
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru
diharapkan dapat membantu siswa agar dapat menyelesaikan tugasnya tanpa
mengalami frustasi. Dalam hal ini guru harus menguasai keterampilan berikut.
·
Memberi penguatan secara tepat sehingga siswa
terdorong untuk belajar dan merasa diperhatikan oleh guru
·
Melaksanakan/mengembangkan supervisi proses
awal sebagai sikap tanggap guru terhadap proses kerja siswa pada awal kegiatan
·
Melaksanakan supervisi proses lanjut yang
menekankan pemberian bantuan secara selektif agar kegiatan terarah sampai
menjelang akhir kegiatan
·
Melaksanakan supervisi pemaduan yang
memusatkan perhatian pada kesiapan kelompok/perorangan untuk melakukan kegiatan
akhir (misalnya merangkum atau memantapkan konsep)
4)
Keterampilan merancangkan dan melaksanakan
kegiatan pembelajaran
Tugas utama guru dalam mengajar kelompok kecil dan
perorangan adalah membantu siswa baik secara kelompok maupun secara perorangan agar
dapat melakukan tugas dengan baik. Agar dapat melakukan tugas ini, guru harus
menguasai keterampilan yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum di tingkat
kelas (merencanakan dan melaksanakan pembelajaran). Keterampilan merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran adalah sebagai berikut.
·
Membantu siswa menerapkan tujuan pelajaran
hingga siswa berkeinginan mencapainya
·
Merancang kegiatan belajar
·
Bertindak dan berperan sebagai penasehat siswa
jika diperlukan
·
Membantu siswa menilai pencapaian dan
kemajuannya sendiri
4.
Penerapan Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
dan Perorangan
Sebelum menerapkan keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru harus terlebih dahulu memahami
pentingnya menguasai keterampilan ini. Ada beberapa poin yang harus dipahami
guru terkait pentingnya penguasaan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan, yaitu:
1)
Siswa memiliki kemampuan dan cara
belajar yang berbeda. Dalam pengajaran klasikal, guru memperlakukan siswa
dengan cara yang sama, sehingga perbedaan kemampuan, dan cara belajar siswa
hampir tidak mendapat perhatian. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan
merupakan alternatif pilihan terbaik untuk menutupi kebutuhan itu. Begitupun
pengajaran secara klasikal tetap perlu dilakukan agar siswa menyadari bahwa
tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi.
2)
Pengajaran kelompok kecil dan
perorangan memungkinkan terjadinya hubungan yang lebih akrab dan sehat antara
guru-siswa, dan siswa-siswa. Guru dapat memberikan perhatian yang cukup pada
siswa yang memerlukannya. Hal ini akan membuat siswa merasa lebih percaya diri
untuk belajar.
3)
Ada kalanya siswa lebih mudah belajar
dengan cara mengajar temannya atau dengan cara belajar bersama temannya seperti
mengerjakan tugas bersama dan saling bertukar gagasan. Pengajaran kelompok
kecil dan perorangan memungkinkan hal demikian terjadi.
4)
Kegiatan kelompok kecil memungkinkan
siswa terlibat lebih aktif dalam belajar, terciptanya kebiasaan bekerjasama,
tenggang rasa dan saling menghargai. Sifat kepemimpinannya juga dapat
berkembang karena bekerja dalam kelompok memerlukan seseorang sebagai pemimpin
kelompok.
5)
Kegiatan individual atau perorangan
memungkinkan siswa memiliki rasa tanggung jawab belajar yang lebih besar dan
dapat belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri.
Setelah memahami pentingnya penguasaan keterampilan membimbing kelompok
kecil dan perorangan, kini saatnya guru menerapkan keterampilan tersebut. Dalam
menerapkan keterampilan ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar
mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat digunakan secara efektif. Wardani
dan Julaeha (2007:8.63) mengemukakan setidaknya terdapat 6 hal yang harus
diperhatikan guru dalam menerapkan keterampilan ini. Keenam hal tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Bagi guru yang
terbiasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya mulai dengan pengajaran kelompok
kecil, kemudian perorangan. Sedangkan bagi guru yang belum memiliki pengalaman
mengajar sebaiknya mulai dengan pengajaran perorangan, kemudian bertahap ke
pengajaran kelompok kecil.
2) Topik-topik dan
hal-hal yang bersifat umum diberikan secara klasikal, sedangkan pembahasannya
dilakukan dalam kelompok kecil atau perorangan.
3) Melakukan
pengorganosasian siswa, sumber, materi, ruangan, waktu yang diperlukan sebelum
memulai pengajaran kelompok kecil atau perorangan.
4) Kegiatan kelompok
kecil/perorangan yang efektif selalu diakhiri dengan kulminasi berupa
rangkuman, laporan atau pemantapan, yang memberikan kesempatan bagi sisa untuk
saling belajar.
5) Guru perlu mengenal
siswa secara pribadi agar pengajaran perorangan berlangsung efektif sehingga
kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.
6) Kegiatan peorangan
dapat bervariasi, misalnya belajar dengan bahan siap pakai, belajar sendiri
dengan jadwal harian yang disiapkan sendiri atau bisa bergabung dalam kelompok
kecil.
Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Dengan memperhatikan
hal-hal tersebut diharapkan kegiatan yang dilakukan akan benar-benar menjadi
efektif dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.